of dreams | of life | about love | of bitter reality | of hopes and wishes | about you. Yes, you.
Sabtu, 31 Desember 2011
Minggu, 27 November 2011
happy islamic new year!
Or been worse instead? Hari ini, 14 abad yang lalu Rasul (saw) memulai jejak hijrah ke madinah. Membawa umat muslim ke tahapan kehidupan yang lebih baik. Makna sebuah permulaan juga begitu. Ada jejak pertama dalam sebuah awal baru. Dan saya berharap jejak pertama saya di tahun ini juga diawali dengan sesuatu yang positif. I started my life in Bandung last year. Semoga di tahun ini hidupnya saya di Bandung bisa ngasih manfaat baik buat orang-orang di sekitar saya. terutama pasien yang saya rawat di ruangan. *tsah mulianyaa.. But, i know saya belum jadi muslim yang baik. Dan sungguh jauh dari itu. Semoga itu bisa berubah sedikit demi sedikit ya Rabb yaa.. Starting this year.. amin.
Kamis, 24 November 2011
left behind
Jumat, 18 November 2011
love ur room, just like i love mine
love my room because it's only in there i can be the real me. No pretense. No trying to please anyone else. Just me. a place for knowing my self.
Is that what you feel as well about your room? I wrote that when terrant books popped up at my timeline offering a giveaway which the gifts were a bunch of bookshelf, nightlamp and their package of books. They held this giveaway collaborating with viesidea. it's not only about really want to get the prize. what i really meant when writing those was pure will to voice my mind. What i really feel about my room. The old and new one. my old room in hometown, Cirebon, accompany my lonesome, hatred, excitements, moody, shallowness and all those deepest secret of mine. While this new room here in Bandung, accept my hollow inside and those empty but motivating hopes of mine about love, life and future relationship. This is the only place i could be honest to myself, what i really want from this life. What your room means for you?Jumat, 11 November 2011
late at night
Dalam keheningan yang membekukan aku mencarimu
Berharap kamu ada di sana, berdiri, menunggu
Seperti saat itu kala percik hujan dan bumi beradu
Kamu menjulang, unik dan signifikan
Dengan jemari di puncak kepala menepis butiran hujan dini hari,
Dan gulir detik yang mendekati pagi memaksaku merindumu
Saat senyum dan hangatnya matahari beradu menghias wajah yang memonopoli benak sejak tahun lalu
Ya, kamu di situ
Juga senyummu dini hari,
Larut menyepi dalam pekat dingin kelabu
Dan kerlip kecil bersaing dengan kilauan pijar lampu
Berharap menerobos gumpalan kelam
Menggores sekelebat gelap malam
Hening ini mengingatkanku padamu, dan senyummu,
dan gerakmu,
dan tawamu,
segala laku khas yang mematri pola dalam memori. kamu di situ. di dini hari,
yang sepi dan penuh rindu.
Rabu, 02 November 2011
dear Adam
" Feeling loved is very important, but loving, my precious girl, that's the necessity." -Rebecca Buchwald, Adam.
So, in the middle of my lazy day off, yang biasanya orang lain pakai buat jalan-jalan atau pergi dengan pacar atau sahabat, i use my day off buat nonton beberapa dvd yang sempat dibeli 3 hari lalu. Most of them are in romance-drama genre. One of them is Adam. Film ini dirilis tahun 2009. Dan memenangkan sundance film festival sebagai best picture drama. Wow, dua tahun yang lalu. Vero, where have you been? :) So, film ini mengisahkan Adam Raki (Hugh Dancy) seorang pengidap syndrom Asperger, baru ditinggalkan sang Ayah untuk selamanya saat ia dipecat dari kantornya dan terancam harus melepas apartemen yang sudah dia tinggali lama dengan sang Ayah karena dia nggak mampu membayar sewa tanpa pekerjaan. Sebagai individu dengan 'kelainan', Adam nggak bisa dekat dengan banyak orang. Salah satu sosok penting dalam hidupnya adalah Harlan, yang juga sahabat sang almarhum ayah. Sampai suatu hari, ia bertemu dengan tetangga barunya, Beth Buchwald. Seorang guru TK yang juga penulis buku cerita anak. Relationship mereka yang pada awalnya cuma tetangga gedung biasa berkembang jadi sesuatu yang intim. Walau hubungan itu nggak berjalan dengan smooth karena pada awalnya Beth juga merasa aneh dengan perilaku Adam yang nggak wajar, sering nggak fokus dengan lawan bicara, membicarakan sesuatu dengan intense, terutama hal-hal yang ia suka dengan excitement yang, menurut Beth,sepertinya agak berlebihan. Sampai suatu hari Adam ngasih tahu kalau dia sebenarnya pengidap Asperger syndrom. I found this movie very sensitive yet charming. Dan emosional banget. Bayangin aja, kamu nggak bisa dengan mudah mengungkapkan apa yang kamu rasa sebenarnya. Atau kadang kamu nggak bisa mereka interpretasi orang sama kejujuran yang kamu katakan. Karena kadang mereka menangkapnya sebagai maksud yang bertolak belakang. Dan, walaupun pada akhirnya Adam dan Beth nggak bisa bareng lagi karena banyak hal yang nggak sejalan, tapi mereka berdua --akibat pembelajaran yang mereka berdua bareng-bareng, akhirnya mampu meraih pencapaian hidup yang nggak terduga. Its bittersweet ending was almost made me cry.
Senin, 31 Oktober 2011
Minggu, 30 Oktober 2011
story of a woman, truly
sudah kesekian kalinya saya nonton film ini.
Berawal dari rasa penasaran karena saya begitu jatuh cinta dengan film pride and prejudice versi Keira Knightley itu. Iya, saya penasaran seperti apa sebenarnya kisah hidup seorang perempuan yang dari tangan dan benaknya bisa lahir literary masterpieces yang nggak lekang waktu. Apa hidup yang dia jalani mengalami up and down namun berakhir manis seperti dalam karakter utama di novel-novel yang dia tulis.
Seperti apa sosok lelaki yang bisa memenangkan hati seorang Jane Austen?
Apa ia punya kisah indah seperti Lizzy Bennet dan Mr. Darcy? Those questions. Dan untuk kesekian kalinya saya dibikin speechless dan mewek pas nonton film ini. It was beautiful and heartbreaking story at the same time. Cerdas, manis, indah, namun menyedihkan. Ketika kamu akhirnya jatuh hati, menemukan figur yang tepat. Sosok yang walaupun pada awalnya bikin kamu sebel setengah mati sama komentarnya yang terkesan merendahkan, tapi akhirnya kamu luluh karena tiap argumen yang dia lancarkan, tiap kata, di dalamnya kamu merasa menemukan lawan sekaligus teman yang tepat. Dan melegakan waktu dia juga bilang bahwa cuma kamu yang bisa ngambil hati dan jiwanya. Sesaat kamu pikir kamu sudah mendapatkan dia. Dan jalan buat bersama itu sepertinya terbentang panjang. sedih kan saat tahu kalo itu ilusi karena pada akhirnya kamu dan dia harus terpisah karena keadaan, lingkungan. *sigh* Loveliest yet sad movie.
Sabtu, 29 Oktober 2011
it was written yesterday
hey, it's October 28th.. *sigh* anak piyi bau kencur yang bisa ngeja juga tau kali, ve, kalo sekarang tanggal 28 oktober.. It's not about Sumpah Pemuda that i want to talk about, write about. Heh, i'm still young enough, thank you, though this country is still far from what we could call united.
It's the day that i always dream of since last year. The day Adam Young arrives and plays his music here, in Indo. Hari yang sejak setahun lalu, dan sampai sekarang, jadi mimpi buat saya. Bisa menyaksikan Adam Young, langsung, dekat dan nyata. So, kalau memang sudah menantikan hari ini sejak setahun yang lalu, kenapa nggak bisa menyaksikan juga? Satu, dua dan beragam hal. I earn my own money, yes, tapi, buat saya tiket
konser Owl City masih rada mahal sedikit karena pendapatan yang ada terbagi untuk keperluan sana sini. Hehe.. I'm a bigspender, remember..
Jadilah, sejak gagal dapet tiket presale yang lumayan miring. Keki ditawarin orang di twitter tiket seharga 900 rebu. Lalu selalu gagal di kuis free ticket yang diselenggarain Java, udah gigit jari aja deh gue..
Sorry Adam, your dearest sweetheart ini belum mampu menemui kamu secara langsung hehe.. Kita ketemu di kesempatan yang lebih private ajah, okeeyy.. *digaplok fans owl city se-indo* So.. Here i am.. Di malam sumpah pemuda, october 28th.. The night that i long for since last year, the first time i fall into your music deeply.. Saya cuma bisa ngagoler di kamer. Kelelahan setelah shift sore.
Cemal-cemil dikit biar nggak kelaperan pas tengah malem. Yes.. Here i am.. Listen to your music buat kesekian kali. Me-recall penyebab saya bisa jatuh cinta sama nuansa dreamy, fun dan grateful for life dari lagu-lagu Owl city. Dan penyebab saya begitu kagum dengan pribadi seorang Adam Young yang begitu humble.. Welcome to Indonesia, Adam..
Hope you like it here.. Hope your show run well.. Still love you though i can't be there jadi salah satu dari sekian ribu fans owl city yang bisa jejingkrakan sambil nonton kamu langsung, Adam..
Jumat, 14 Oktober 2011
life (and love?) through my glasses
You know, seperti jenis spesifikasi mobil yang bisa kita gunakan di car race games. Kalo kita masuk ke level yang lebih tinggi dengan score yang minim, jenis mobil yang bisa kita gunakan terbatas pada mobil dengan spesifikasi yang nggak canggih. Dari segi speed, brakes, sampai modelnya. Here's the real sample. Seperti kalau kita lulus SMP dengan nilai ujian yang nggak terlalu tinggi. Kita masih bisa lanjutkan pendidikan ke SMA, tapi nggak bisa memilih dengan bebas. Karena, for sure nilai kita terbatas dan nggak semua passing grade di SMA yang kita minati bisa tertembus.
So, at the end, kita hanya bisa masuk ke SMA di level menengah. Perhaps at love side juga begitu. Fate makes us like this. I mean. Kalo dari saya, ya.. Tinggi badan pas pasan, wajah pasaran (saya sering disebut mirip A, B, C.. And luckily bukan seleb ya) warna kulit sawo terlalu matang. Dan keluarga kelas menengah pekerja yang hidup benar-benar bersumber dari jerih payah keringat sehari-hari. Dan saya sering have a crush on someone yang secara strata dan tampilan fisik berjarak dibanding saya. So.. Dengan fair score yang saya punya, kayaknya mimpi banget buat mendapatkan cowok-cowok yang saya taksir itu. lalu, kalau hidup (dan cinta?) cuma sekedar bentuk permainan, yang pegang joysticknya siapa?
IMO, ya kita sendiri. Hanya, kreator dari games itu adalah Tuhan. Dia yang menaruh kesempatan disini, atau keberuntungan di sisi sana sehingga walau di suatu stage spesifikasi kita kurang, ada kemungkinan kita masuk ke stage selanjutnya dengan score yang lumayan tinggi. Mungkin cinta juga begitu.
Kalau dengan cowok-cowok lebih kaya dan cakep itu nggak bisa kita miliki, mungkin di suatu sudut entah di stage apa, Tuhan sudah menempatkan 'the one'. A special person khusus buat kita. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya. He would complete us. Complete me. ".. dia, untukku adanya, tak akan aku sesali. Cinta tak akan salah." -Kahitna, aku,dirimu,dirinya. One day, kan, ya Rabb ya..
Minggu, 02 Oktober 2011
when old fashioned meets passion..
Sasana Budaya Ganesa, Bandung.
2 Oktober 2011
Bambu Nusantara 5, world music festival.
hello there..
so, kemarin itu salah satu senior saya di Rumah Sakit ceritanya ngajakin saya pergi ke sebuah acara pergelaran budaya di Sabuga. i have no idea about that. Pergelaran apa coba? gak ada gaungnya sama sekali. Then she said, "Festival Bambu Nusantara, veroo.. Jadi tuh yaa ada banyak musisi tradisional yang tampil. Dan kebanyakan dari mereka main instrumen yang terbuat dari bambu.."
heks.. owkeyy..
new stuff, pikir saya waktu itu. I love music, really. Dan saya appreciate sekali sama musik-musik daerah. But.. saya itu jarang bangeeettt hadir secara langsung untuk mengapresiasi dalam sebuah pergelaran resmi.
So i was agree to go then.
ketika sampai di sabuga, saya langsung disambut sama keriuhan musik tradisional Jawa Timur.. Sorry, saya lupa namanya, waktu itu saya datang berbarengan dengan sesi akhir tarian itu. cewek-cewek penarinya pakai kacamata. Which reminded me sama penari sintren dari Cirebon. Bedanya mereka nari bareng-bareng dan ngga ada unsur magisnya sama sekali.
selesai tarian tradisional Jawa Timur, para pengunjung digiring ke panggung selatan (0r Utara ya, lupa.. he) buat menyaksikan atraksi angklung dari anak-anak SMA N 8 Bandung. So much entertaining karena angklungnya dipadukan sama alunan saxophone, bass dan mini drum. ahh.. jadi ingat masa-masa jahiliyah SMA nyiapin pergelaran seni.
16.45.. saya sama senior saya itu pergi ke stage utama yang bakal menghadirkan Ozenk Percussion yang berkolaborasi sama Dwiki Dharmawan. Saya sih, asing ya sama musisi yang disebutkan pertama. Kalo sama Dwiki Dharmawan saya tahu, suaminya Ita Purnamasari, kan? hehe..
jadi ternyata Ozenk itu meramu instrumen bambu yang sebenernya miskin musikalitas jadi sesuatu yang musikal banget. kentongan, dan saluran air dari bambu, dipadu alunan kecapi, drum, kendang sunda, brass, trumpet dan kolaborasi apik pianonya Dwiki Dharmawan. There, i was enchanted.
18.30.. kelar maghrib.. kami berdua balik ke stage utama buat nonton balawan feat Gamelan Maestro.
Errr.. owkayy.. i know Gamelan. I played one of those back then when i was in Junior High. Tapi gamelan maestro itu seperti apa, ya.. Jadi kayak apa kalo jagoan gitar kayak Balawan ikutan gabung?
and it was.. Amazing..
Sebenernya setelah itu masih ada penampilan Sarasvati sama Sawung Jabo di main stage. Dan beberapa atraksi musik lain macam Bebendjo dan ada satu kolaborasi musikus Chile, Australia sama Indo.
Unfortunately, senior saya itu kudu cabut buat shift malem dan sebagai junior yang baek.. saya ikut dia juga balik. Though gak nyesel lah meski cuma nonton setengah perhelatan aja. It was worth it!!
Moga-moga taun depan ada lagi event seperti ini dan saya bisa nonton full length!
Adios!
Rabu, 21 September 2011
ini rasanya..
Kamis, 08 September 2011
Jumat, 12 Agustus 2011
what i'm afraid of..
Rabu, 10 Agustus 2011
whisper on the go..
I wishper quietly to the wind, sun and small river..
to the trees, farm and lush green in the wild.. i whisper them through the glass window.. please, don't change.. and stay that way..
Sabtu, 06 Agustus 2011
di Ramadhan ini..
Saya dulu memang rada baong, walopun sudah diberi bekal tetap jajan di luar.
Tanpa menyadari kalau setelah jauh begini saya kangen semua itu. Tarawih dikelilingi wajah-wajah familiar yang sudah ada sejak kita bayi. Buka puasa dan sahur bareng keluarga, dengan masakan khas ibu dan Uwak-bibi yang emang jago masak. Mendengarkan celotehan adek bungsu yang pingin ikutan sahur tapi ngedumel kalo dibangunin jam tiga.
Saya kangen itu semua. Setelah jauh, seseorang memang baru menyadari berjuta hal yang ia tinggalkan. Tapi bukan Ramadhan bila hanya digunakan untuk nelangsa karena keadaan rantau yang bikin keki.
Ada berjuta ibadah dengan berkali-kali lipat pahala yang sedang di-sale di bulan baik ini. Ada satu malam yang dilelang bagi siapapun yang cukup beruntung hingga bisa mendapat keistimewaan seribu bulan. Ramadhan memang ngangenin. Dimanapun saya sekarang. Walau doa yang kian memendek dalam rutinitas tarawih di tempat yang baru, walau harus dihujani ujian emosi di tempat kerja, walau kadang ada ketidaksukaan menjalar dalam hati, walau irama tadarus hanya samar terdengar. Ramadhan ini tetap berarti.
Kamis, 04 Agustus 2011
live well, Neng..
Yesterday the youngest patient in my oncology ward was sent home. She was just 13 years-old. She first was suspected having malignant ovarian tumor and scheduled for surgical treatment. Her surgery went well. Though she didn't recover that fast.
After a week we got the result of her frozen section from pathology anatomy. And it was 4th stadium of ovarian cancer.
After an incomplete surgical treatment, doctors decided that she would have chemotherapy.
Then chemotherapy she had.
It was five long and tiring days of chemotherapy. Plus almost a month long for pre and post surgery care.
She was like our little unlucky sister. Her smile was huge at last time when she and i passed at hospital corridor. Her family greeted and thanked me for helping and caring their daughter.
Pure, joyous smile. Full of hope of having a good life in the future.
A smile that put a shame on me. I was thinking that while she fighted hard to just stay alive with all those malignancy that eat her body, i --in the good state of health-- sometimes complain and worry to silly things. Whether my job is good enough. Whether my salary is high enough. Whether i'm good enough so that old-look bodypack owner would find me attractive.
Those things. Which i found less alive compared to her struggle for life. I seemed ungrateful to what God has given to me. So, Neng, keep smiling sweetheart. And stay alive. Be strong. Live well.
Sabtu, 25 Juni 2011
wake me, if you're out there..
Kapan aku bisa terbangun dari mimpi ini.. Tirai di balik pintu geser yang terbuka terangkat terbuai angin. Satu-satunya gerakan yang tidak konstan di kamar ini. Sementara aku hanya mampu duduk terdiam, atau boneka lightning mcQueen yang solid bisu; tirai itu malah asyik berkibar dengan gerak acak.
Kanan, atas, bawah, kiri, atas. Keheningan ini memilukan.
Seperti mimpi dengan aura abu-abu. Menggemakan penantian bisu dan perasaan sia-sia terhadap suatu harapan. Cinta, sudah berapa lama kamu pergi.. Kalau memang ini mimpi. Sebuah mimpi yang tak menyenangkan, tentu saja. Tolong, bila kau telah kembali, buat aku terjaga. Sebuah kecupan seperti puteri salju, atau genggaman hangat menenangkan.
Apapun untuk mengusik keheningan memuakkan yang begitu membelenggu. Cinta, sudah berapa lama kamu pergi.. Aku tak pernah menutup pintu itu. Walau tirainya berkibar menggoda. Membiarkan dingin mengalir masuk ke sini. Ke jiwaku. Tak akan pernah ku tutup bila kau tak juga kembali. Cinta, mereka bilang kamu berkilo-kilometer jauhnya. Kadang di satu dua detik yang berharga, kala keheningan mimpi itu memudar, aku begitu optimis beribu tahun kecepatan cahaya pun bisa kau lampaui.
Tapi saat hening mimpi begitu mencengkeram, aku yang ragu dan rapuh tak mampu percaya kau akan kembali. Kau dekat, mereka bilang. Cinta, tapi di hening mimpi ini kau tak tergapai. Cinta, apakah bila ku terjaga kau akan serta merta berada di sini? di tempat di sisiku yang memang seharusnya untukmu.
Bila ya, aku mau kau buatku terjaga. Cinta, bangunkan aku dari hening mimpi ini di suatu masa kala kau kembali. Suatu hari nanti.
-to a name that matters
Selasa, 14 Juni 2011
damba
Tapi langkah Kania tegas. Ia tak mempedulikan protes keras dari sang gaun yang berteriak tak nyaman di sela hembusan angin.
Angin malam yang selalu menyambutnya di tepian balkon. Merayu tirai agar melambai gemulai. Menciptakan efek dramatis di pintu batas kamar Kania.
Kania tak peduli. Ia tak membutuhkan itu.
Kania butuh tamparan dingin dan tak nyamannya angin malam. Mengingatkan bahwa seperti bekunya malam ini, dalam suhu yang membekukan itu pulalah hatinya.
Sendiri. Terancam jatuh dan menjadi kepingan berserak.
Dingin yang merayap saat Surya-nya pergi. Sumber kehangatan di hati Kania. Dia pergi. Lama. Dan Kania mulai takut rasa di hatinya yang begitu lama mendingin ini jadi nekrotik.
Ia mulai mendamba. Sebuah perasaan yang hangat dan menghidupkan seperti dulu.
Ia butuh 'Surya' baru.
damba
Tapi langkah Kania tegas. Ia tak mempedulikan protes keras dari sang gaun yang berteriak tak nyaman di sela hembusan angin.
Angin malam yang selalu menyambutnya di tepian balkon. Merayu tirai agar melambai gemulai. Menciptakan efek dramatis di pintu batas kamar Kania.
Kania tak peduli. Ia tak membutuhkan itu.
Kania butuh tamparan dingin dan tak nyamannya angin malam. Mengingatkan bahwa seperti bekunya malam ini, dalam suhu yang membekukan itu pulalah hatinya.
Sendiri. Terancam jatuh dan menjadi kepingan berserak.
Dingin yang merayap saat Surya-nya pergi. Sumber kehangatan di hati Kania. Dia pergi. Lama. Dan Kania mulai takut rasa di hatinya yang begitu lama mendingin ini jadi nekrotik.
Ia mulai mendamba. Sebuah perasaan yang hangat dan menghidupkan seperti dulu.
Ia butuh 'Surya' baru.
Kamis, 12 Mei 2011
to a name that matters
So, hush hush, get lost!!
Senin, 02 Mei 2011
you
droplets - colbie feat jason reeves
Sabtu, 30 April 2011
she was just eleven
Ayahnya bekerja tiap hari, 6 hari seminggu. Ada pabrik dekat rumah mereka yang menggajinya cukup untuk makan keluarganya tiap hari.
Empat bulan lalu, ada yang aneh menjalar dalam tubuhnya. Nyeri di dada. Mulai sulit bernafas. Rasa sakit yang tak kepalang dalam perut kecilnya yang mulai terus berkembang. Membesar. Membulat. Padahal ia terlalu kecil dan tak dewasa untuk bisa hamil. Tubuhnya makin ringkih. Ia berhenti sekolah. Ayahnya berhenti bekerja. Bersiap mencari cara untuk membawa si bungsu berobat. Mencari tahu apa yang salah dalam tubuh si kecil. Mendadak ia teringat dengan almarhum istrinya. Bertanya-tanya apakah gejala ini serupa.
Ketika bantuan itu datang, sang Ayah bisa sedikit lega. Dengan instalasi kesehatan yang jauh lebih lengkap dan memadai, ia berfikir si bungsu masih punya kesempatan. Walau perutnya makin membesar dan tubuh kecilnya makin ringkih.
Tapi sepertinya, sang Ayah yang mulai ragu bertanya dalam hati, ada yang salah saat tube bening itu menancap di dada si bungsu. Menjadi aksesoris tubuhnya. Dia terlalu kecil untuk tersiksa. tapi kalau tube bening itu mampu menolongnya, mengurangi sakitnya, sang Ayah akan dengan rela memberi restu.
Si kecil meringis nyeri tiap waktu. Mengiris hati sang Ayah.
Seumur hidup baru kali itu mereka menaiki lift elevator. Tapi bukan rasa yang menyenangkan saat kau naik hanya untuk menyaksikan putrimu dibawa untuk menunggu. Apa tak bisa ia langsung dibedah, pikir sang Ayah. Apa tube bening itu tak boleh langsung dicabut?
Sang Ayah melihat sekeliling. Wanita-wanita dewasa ini memang sakit. Mereka terlihat keperihan. Tapi mungkin tak sebanding dengan apa yang putrinya rasakan.
Figur-figur perlente berjas putih berseliweran. Di antara mereka kadang beberapa mendekat ke tempat si bungsu berbaring kepayahan, dengan nafas yang tak lagi normal. Mereka bilang A, B, C.. Sang Ayah tak begitu mengerti. Yang ia paham, kata mereka, itu terapi yang baik untuk si bungsu
Perempuan-perempuan berseragam datang dengan intensitas terjadwal ke tempat si bungsu. Dengan jarum tajam di tangan. Menyedot untuk ini. Itu. Apapun.
Sang Ayah setuju, demi mengetahui sebenarnya apa yang membuat si bungsu begini. Satu hari. Dua hari. Tiga hari. Empat hari. Lima hari.
Si bungsu makin ringkih.
Suatu malam ia berujar, pelan, pelan sekali, 'Ayah, ingin pulang..'
Ingin menangis sebenarnya saat itu, tapi si bungsu butuh penyokong yang kuat.
Figur-figur berjas putih berseliweran. Satu. Dua. Tiga.
Sang Ayah terus bertanya, apa yang salah pada putrinya.
A. B. C...
Hingga suatu sore, hanya dengan sebuah tatapan sendu, sang Ayah mengerti. Putri kecilnya benar-benar ingin pulang.
Figur-figur berjas putih berseliweran. Sang Ayah mendatangi salah satu di antara mereka. Meminta putrinya dibebaskan.
Figur itu memandangnya sendu. Tapi miskin empati.
Sang Ayah tahu ia telah membuat keputusan yang benar. Biarlah putrinya kembali ke tempat ia dilahirkan.
Sayang, itu terlambat. Tubuh ringkihnya tak mampu menahan satu, dua, tiga, empat jam lagi.
Ada embusan terakhir. Ada selamat tinggal. Namun wajah kecil itu akhirnya bersemu penuh damai. Ia terbebas dari perih.
sang Ayah tak mampu menyembunyikan air mata.
Ia kehilangan lagi.
Si bungsu memang baru hidup sebelas tahun.
Belum banyak rasa hidup yang ia kecap. Tapi ia cukup merasakan begitu banyak perih.
Ia pantas untuk tersenyum sekarang. STGO. Efusi pleura. Pnemoni berat.
Ia memang baru sebelas tahun.
Tuhan bilang itu cukup. *Rest in peace, neng.
Minggu, 24 April 2011
conversation
A : you won't tell me, either!
K : about what?
A : about him..
K : no fair. Topic-switching.
A : fair enough for me.. I just smirk, knowingly. I know she makes her point. A : so??
K : so?
A : is he someone i know? We both know? A's stare is curious. Knowingly-curious. Like she really knows something. K assumes she indeed knows about him, just needs to be convinced about it. K : per..haps..
A : ah..
K : perhaps yes.. Or no..
A : you play game here. It's no wordzap, Ke, please.. K giggles. K : i don't know, Al.. I, myself, am not really sure about it.
A : about what?
K : about what i feel for him.. One of A's brows lifted, stares at K judgingly. K : i don't know. I'm not really sure whether this feeling is true or just another camouflage of a longing to unknown figure.. A now looks at K seriously. K : i feel like selfish-mad wench, ya know.. After neglecting him for like.. forever, now just burst into his life and asks for his attention. His love. Like.. It's not right. The wound's probably still there. Not right to ask him for not giving up on me, for going after me, strive me back after all things that happened while ago. It's not fair for him. Really. A : so..
K : so, perhaps, i just miss my best boy-friend back..
Jumat, 22 April 2011
to a name that matters
Minggu, 17 April 2011
empty
- putus dari pacar
- jauh dari keluarga
- dimusuhin sahabat
- other kind of causes Buat saya kekosongan itu nggak terdefinisikan.. Seperti halnya kekosongan itu sendiri berarti hampa, kebas.
I feel it today. I feel empty.
Seperti semua rasa collided jadi satu dan akhirnya karena tumbukan itu mereka terurai runtuh. Jatuh. Dan menyisakan kekosongan..
kind of.. disturbing feeling because my roommie's bad habit that i dislike so much,, annoying residents yang doyan nyuruh-nyuruh tanpa tedeng aling-aling.. Ada sedikit senang juga karena sempet ngelihat teddy bear, or this longing for someone yang nggak tersampaikan..
Ya, it is all collided and left emptiness remains.. What empty means for you..
Sabtu, 02 April 2011
saturday night and how i miss home..
Even when i got sick for more than six months. They were there.
Once or twice they were sometimes doubt. But they never told me that.
But i hope, in a land where i stand right now will become their answer for what they have trusted to their very own only daughter.
Wish i could be home right now and say : Thank You.
Kamis, 31 Maret 2011
aku ingin bercerita tentang laut
Sengatan matahari yang menembus kulit, memerangkap hangat, melumerkan air mata
Lembut pasir membenamkan mata kaki, membekukan langkah, memaksa memori berkelana
Debur yang bergulung saling kejar meraih diri, mengajak tenggelam dalam luas perih
Atau angin yang mengangkasakan pilu, membuatnya mengawang mengelilingi diri, sekali lagi memutar segala memori
Bahwa aku kehilangan kamu
Dan memori itu, seperti laut ini, tak akan segan untuk membunuh
...
Senin, 14 Maret 2011
Untitled
Jumat, 25 Februari 2011
it was enchanting to meet you
don't be in love with someone else..
please,
don't have somebody waiting on you..
i was enchanted to meet you..
*enchanted-taylor swift
Selasa, 22 Februari 2011
at-a-glance fics #1
--
Karenina nggak pernah bisa benar-benar menyukai mocca. Dalam berbagai
bentuk : cairan, krim dalam roti atau sandwich, atau apapun. Rasanya
lengket, berminyak dan terkadang kepalang manis.
Lidah Nina -biasa Karenina disapa- sepertinya terlanjur mengenali
mocca sebagai antigen. Ada saja gejala ketidaknyamanan tubuh saat Nina
harus berurusan dengan mocca, terutama bila harus mengonsumsinya.
Namun entah karena menyengatnya Bandung yang jarang terjadi. Atau
mungkin karena cuilan-cuilan frustasi yang menderanya belakangan. Atau
mungkin juga sekedar dahaga, nina menenggak mocca dari cangkir
Jessica, sahabat sekaligus rekan kerjanya, saat mereka ngaso sebentar
di Coffee Pot & Snacks sore itu. Minus mual-mual yang biasanya
mengiringi begitu indera pengecap Nina bersentuhan dengan rasa mocca.
Jessi hanya mampu memandang Nina tanpa berkedip. Ikut-ikutan shock.
"You okay?" tanya Jessi takut-takut, setengah tangannya terulur. Siap
meraih bila Nina tiba-tiba jatuh pingsan --efek paling ekstrem dalam
sejarahnya bersama mocca.
"Perfect!" suara Nina melengking tak wajar. Sesaat ia membasahi bibir
dengan lidah, menghilangkan jejak mocca yang tertinggal di sana.
Pandangannya tak fokus pada Jessi. Ia menatap ruang kosong di seberang
jendela kaca besar Coffee Pot and Snacks.
"Nin.." Jessi mengulang, lebih untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa
sahabatnya masih waras setelah aksi-tenggak-moccanya tadi.
Hening.
Seperti merasakan sesuatu yang buruk bakal terjadi, Jessi mendadak
memiliki dorongan besar untuk menarik Nina keluar dari Coffee Pot.
Namun terlambat. Nina lebih dulu meledak.
"I was trying to fix things between us, Jess.." bisik Nina lirih,
masih tanpa menatap sahabatnya.
Sebelah alis Jessi terangkat, sepertinya guncangan akibat peristiwa
beberapa jam yang lalu masih mendera Nina.
"You did the right thing, Nin.."
"I was trying to apologize, Jess.."
Jessica mengangguk cepat, "you showed it right, dear. Trust me!"
"Kalau apa yang aku lakukan tepat, kenapa dia cuma memandang skeptis
aku dan ngerespon: You've hurt me!!?" Nina setengah berteriak di sana,
membuahkan tatapan aneh sekaligus penasaran dari pengunjung lain.
Dua pelayan masing-masing dari pintu dapur dan belakang konter
pemesanan bersiap mengangkat apron kalau-kalau ada pertikaian terjadi.
Kali ini pandangan Karenina kembali ke wajah Jessi, menatapnya sendu.
Seperti memohon jawaban, pengampunan.
"He hates me, Jess.. A lot!"
-
Sabtu, 22 Januari 2011
i think i'm getting older
a month older.
a year older.
"time, where did you go?
why did you leave me here alone?
wait, don't go so fast.."
<chantal kreviazuk>
what it feels like of being 22?
do you feel any different, ve?
*chuckle*
secara keseluruhan : no, i don't feel any different. yet.
Saya masih jadi seorang loner. Dan berbagai sifat lain yang sudah banyak orang kenal.
Then, what it feels like of leaving 21?
Kind of unbelievable.
Usia 21 -dari kontemplasi saya ke belakang- was truly my fighting age.
21 was a tough year.
Toughest so far.
It was when life taught me many different lessons, the true-real side of it. Menghadapi egoisme orang lain, belajar sabar, mengakui kesalahan, senyum tulus, kelelahan, ragu.. Even getting my favorite novels. lol.
Dan semuanya, pengalaman masa lalu, ketidakhadiran 'dia' hari ini (dalam bentuk maya maupun nyata) bikin saya berpikir sudah saatnya berhenti menjadikan 'i' or 'me- as the center of my mindset.
it's time to put other's needs. Or appreciate their presence in our life.
Berhenti selalu membicarakan 'saya'.. mulai memikirkan rencana masa depan, buat sendiri dan adek-adek.
juga berhenti mematung menatapi masa lalu dan kemungkinan mustahil yang berputar di sekelilingnya. Try to accept that he obviously is unaware of you, ve..
admit it fully.
God, bless me for years ahead in Your way.
i'm still far behind my dreams. And still on the way for chasing them.
guide me and purify my will.
And finally..
Happy birthday, me..
Love,
veronia.
Sabtu, 08 Januari 2011
january..
You know i always fall in love with you..
January, please be shine for me..