Jumat, 22 Januari 2010

untuk diriku 5 tahun lalu



Halo, sayang ..
Bagaimana SMA? Apakah seindah bayanganmu? Serumit alur cerita drama di sinetron remaja di televisi? Atau sedang sibuk berkutat dengan ekstrakurikuler? Kalau kamu butuh saran soal itu.. umm, Pasus mengasyikkan, pasti. Namun bagaimana kalau kamu juga coba terus aktif di Eclairs dan ikut Mading dan tae kwon do, sepertinya mengasyikkan.
Oh, dan apabila kamu belum memutuskan akan pakai jilbab atau tidak, lebih baik kamu pakai secepatnya ya sayang.. kamu terlihat lebih baik dengan memakai itu.
Masih suka membaca?
Jangan iri andai aku bilang aku sudah menyelesaikan Harry Potter 7. tapi jangan harap aku bersedia untuk membacakan akhirnya, ya..
Sebuah kios sederhana yang menjual buku dan majalah bekas di dekat pertigaan jalan bahagia pasti bakal memuaskan dahaga kamu akan bacaan-bacaan bagus dan murah.

Bagaimana hidupku, kau tanya?
Bersiaplah karena hidup tak pernah semanis cerita dongeng.

Siapa yang mengira kalau kita akan terperangkap tertatih-tatih kuliah kebidanan dan mengabaikan tawaran kuliah lain?

Siapa yang mengira kalau kita akan terantuk-antuk terdiam di rumah karena sulit mendapatkan pekerjaan?

Siapa yang mengira kalau kita akan memeras air mata karena orang yang kita pilh untuk menjatuhkan hati menetapkan pilihannya sendiri, dan itu bukan kita?

Siapa yang mengira kalau kita akan terengah-engah kesakitan karena kita divonis mengidap efusi pleura dan menjalani spesifik terapi selama enam bulan dan menghadapi kenyataan bahwa sebagian paru-paru kita bakal cacat?

Kita.. menyedihkan?

Kalau dibilang hidup itu kejam, mungkin nggak seekstrim itu.
Mungkin hidup memang tak semenyenangkan.. seindah khayalan.

Aku memang belum menyerah sayang ..
Selagi aku masih hidup, aku sedikit banyak percaya bahwa masih ada harapan..
Namun tetap, ada rasa yang menyakitkan.
Jadi..
Sayang, berbahagialah selama kamu masih memiliki ruang untuk mengecap itu.. dan tantangan.

Masamu adalah masa yang tepat menjajaki semua hal yang baru, belajar tari, beladiri, belajar kerja magang, belajar untuk hidup.. sehidup-hidupnya…
Cobalah sayang..
Karena masamu nggak akan pernah terulang.

Live your life to the fullest.

Love,
dirimu di usia 21.

gambar diambil dari sini

Senin, 18 Januari 2010

fanfiksi

Aku benci sekali fanfiksi. Dulu.
Aku dulu menganggap bahwa fanfiksi adalah sebuah bentuk plagiasi yang kelewatan. Dengan merubah karakter, plot, setting dan lebih parah lagi inti cerita.

Aku benci saat beberapa fanfiksi Harry Potter mengisahkan Ron meninggal, atau beberapa Laskar Dumbledore terkena kutukan imperius dan bergabung dengan pelahap maut, atau Harry, alih-alih dengan Ginny, malah bersanding dengan Luna Lovegood. Seperti ada yang tidak pantas dengan menceritakan kembali sebuah kisah dengan mengotak-atik apa yang sudah lekat dikenal.

Mungkin karena aku ‘gila’ sekali tentang Harry Potter saat itu, hingga menolak apa yang ditawarkan pembaca yang punya imajinasi ‘liar’ yang meracik sendiri akhir Harry Potter sebelum Rowling.

Dan konyol rasanya menyadari bahwa sekarang kebanyakan bacaan yang aku lahap di waktu-waktu luang masa-masa jobless aku adalah fanfiksi. Fanfiksi-fanfiksi tentang Twilight lebih tepatnya.

Entah apa penyebab pastinya. Yang pasti adalah awalnya aku ‘lapar’ sekali ingin mengetahui apa yang terjadi dengan karakter-karakter Twilight, terutama Jacob dan Renesmee, pasca Breaking Dawn. Aku googling mengenai Stephenie Meyer, berharap mendapat bocoran tentang kisah lanjutan ini, namun tak mendapat hasil. Bahkan Midnight Sun-nya sendiri harus tertunda di tengah jalan karena ia ‘kehilangan’ mood untuk nulis gara-gara karya mentahnya ini sudah beredar di dunia maya tanpa seizinnya.

Luckily, browsingan aku mampir pada sebuah kisah tentang Jacob dan Renesmee di sebuah situs fanfiction.net. aku tahu itu cuma fanfiksi, dan sebatas rekaan pembaca. Judulnya Hands of Me, ditulis oleh seorang penulis muda asal Georgia yang bernama pena IndependenceIndividuality. Dan, voila, aku sangat menikmati sekali ceritanya. Dengan Renesmee sebagai Point of View, cerita yang disuguhkan cukup detail dan mengalir. Tanpa disadari aku mengikuti cerita itu bab demi bab hingga sekarang menginjak bab 82. fyi, aku memulai membaca pada bab 27.

Kurang puas hanya membaca satu fanfiksi, aku coba membaca fanfiksi-fanfiksi lain tentang Jacob-Nessie, tentang Edward-Bella, dan pasangan-pasangan lainnya dalam Twilight. Dan hasilnya, hmm, sepertinya aku malah jadi gandrung cerita fanfiksi daripada saga Twilight yang asli.
Iya, karena dalam fanfiksi, kita bisa menemukan sosok Jacob yang sangat penyayang (berbeda ketika di New Moon atau Eclipse saat ia jadi ancaman nyata bagi Edward untuk mendapatkan hati Bella dengan utuh), Edward yang lebih nakal atau sisi lain dari seorang Rosalie. Bahkan ada penulis fanfiksi yang menceritakan kisah James dengan Bella, saking dia suka banget ama badboy dan menganggap James adalah figur yang pas.

Mungkin, aku berasumsi sendiri bahwa mungkin aku memang nggak begitu’jatuh hati’ pada Twilight. Mengingat sosok Bella yang begitu beruntung bisa disayangi begitu banyak orang, bahkan mendapatkan cinta dari dua figur sempurna! Dan karakter Edward yang sangat-sangat nggak manusiawi. Lepas dari dia memang bukan manusia, aku membayangkan seorang cowok yang begitu sabar, penyayang, super duper tampan dan punya kekuatan super itu imajinatif sekali ya. Dan ternyata fanfiksi bisa cukup memuaskan aku dengan menyuguhkan sosok lain dari seorang Edward Cullen. Edward yang nakal, suka mbolos, jadi Mafiosi, cuek banget sama Bella, bad boy banget lah, atau bahkan jadi seorang professor sastra ex junkie yang jatuh cinta sama mahasiswanya sendiri. Their Edwards just seemed more.. human. Lol.

Fanfiction.net benar-benar mengakomodir imajinasi liar pembaca untuk menghadirkan sosok dan cerita sesuai bayangan mereka. Dan hasil tulisan mereka nggak jelek-jelek banget kok, bagus malah. Beberapa bahkan bisa dikatakan amazing. Mencermati tiap detail, melakukan proofreading di tiap postingan, mengatur plot dengan seksama, memoles latar belakang tiap angle cerita. Seperti penulis pro. Setidaknya penulis fanfiksi yang pro.

So, finally, aku sampai pada kesimpulan bahwa nggak semua fanfiksi itu ‘dosa’. Dan sah-sah saja untuk menikmati. That’s what words are for, rite? Lol.

Fanfiksi seperti dunia, imajinasi, di dalam fiksi itu sendiri. Dimana kita bisa memainkan tiap karakter, mereka-reka tiap peristiwa yang tak tercakup dalam cerita yang sebenarnya. Dengan bahasa kita sendiri, imajinasi kita sendiri.
Worth to try to read ‘em.
So, have a look to this!!!

Late breezy cloudy afternoon,
Phe.

Kamis, 14 Januari 2010

sebuah konversasi pagi

Masih terkagum-kagum, terpesona, atau apapun istilahnya, bahwa pribadi seseorang dapat begitu terpoles lewat waktu dan pengalaman yang dialami.

Ini tentang seseorang yang baru kutemui lagi kemarin. Lets call her zp.
Dengan ditemani mountoya gelas, 4 buah apel dan 5 butir sawo yang baru ibu beli sore sebelumnya, kita berdua ngobrol di ruang tengah. Awalnya sambil nonton Stuart Little 2, lalu berlanjut dengan beberapa lagu yang disetel dari flashdisk lewat MP3 player di DVD.

That was conversation I had been longing for so long.

As two old friends met, we talked about almost everything.. movies, college, old schools, friends, family, music, boys *grin* (which I only took smallest part of it].
It was almost she was the center of that morning rendezvous.

But I didn’t mind.. at all.

Karena jujur aku sangat-sangat terhibur dengan ceritanya. Atau mungkin karena aku memang terlahir sebagai pendengar yang baik.

Fikom benar-benar mengubahnya. Umm ralat, memolesnya mengasah zp menjadi seseorang yang berbeda, tentu dalam artian yang positif.
Dia masuk Humas(PR) dan itu mungkin jadi salah satu alasan juga kenapa zp jadi lebih cerewet. Berbicara, berdiskusi, berkomunikasi adalah santapannya sehari-hari. Karena masa depannya juga terletak dari sejauh mana ia mampu mengkomunikasikan dirinya dengan baik.

zp juga jadi lebih asertif, salah satu ceritanya menjelaskan itu. Bagaimana ia mampu membuat orang-orang yang ia inginkan mendengarkan, menghargai dan melakukan pendapatnya.

Citacita zp sekarang menjadi editor majalah Cosmopolitan Indonesia (dia bahkan muji aku gara2 demen baca Cosmogirl! Indonesia] atau style consultant di brand fashion ternama. Yang ini ngingetin aku bahwa salah satu tugas kuliah zp adalah bikin tabloid (langsung ngiler) dan pas tugas itu dia jadi editor in chief. Seperti Miranda Priestly.

Tapi dia punya kok sense untuk itu.
Sejak SMA, pilihan bajunya di luar seragam tuh menarik, lucu, colorful tapi nggak norak. Pas.
Dan selama kuliah pun dia dipercaya beberapa temannya buat jadi advisor khusus mereka belanja.
Ditambah, kalau libur, zp bilang kerjaannya cuma nongkrongin FashionTV seharian.
Gimana nggak jebreg aja tuh fashion sense dia..
Ya akhirnya aku saranin dia untuk coba jadi fashion buyer secara resmi, bisi dari promosi mulut ke mulut dia akhirnya bisa naik tingkat jadi fashion consultant sampai puncaknya jadi editor majalah fashion..
Who knows..

Katakata zp juga lebih berisi, walaupun kadang-kadang agak kecepetan juga, witty dan tajem.
(zp cerita dia pernah marahin temannya yang ngolokin dia engan omongan pedas bahwa temennya itu nggak ngerti cara berkomunikasi padahal mereka berdua sama.sama anak fikom]

Dan semua yang terjadi sama hidup Zp sekarang, yang bisa kutangkap, memang membuat dia lebih peka.
Aku jadi iri karena sekarang, zp yang dulu aku anggap Adek banget udah jadi sosok mandiri yang asertif, berani, unya determinasi dan bisa merengkuh spektrum pengetahuan yang lebih luas daripada aku.

Walaupun begitu, sebeda-bedanya teman lama, pasti ada hal-hal dasar yang selalu bisa kita kenali walaupun kita lama nggak ketemu.
Kita berdua masih suka jenis musik yang relatif sama (SUM 41 rocks! Sama-sama suka Dare you to movenya Switchfoot, Best Friend in the worldnya David Corey, Jordin Sparks, bahkan aku agak kaget bisa nemuin Here in Your armsnya Hello Goodbye di playlist zp. gilaa!]

Masih suka banget nonton film. Masih suka overexcited kalo aku ngasih pendapat yang ngena banget tentang dia. Dan kami sama-sama masih menganut paham diam dan menikmati buat orang.orang yang kami pilih untuk menjatuhkan hati.
Masih agak slengean dan tomboy kayak dulu.
Masih seperti zp, overall.
Hm, Ive missed her already.

Aku pengen ngobrol lebih banyak lagi deh. Terutama soal agama. Jiwa spiritual aku masih lumayan kelaparan. Zp sempet ngasih ‘cookie’ spesial kemaren, but I’m starving for more!!!

Buat zp : cantik dan dewasanya kata-kata seseorang nggak dilihat dari apakah dia mau kawin bentar lagi atau engga, tapi lewat lingkungan dan pengalaman yang ia dapet dalam hidup. You go, girl!!



A chilly late afternoon.

gambar didapatkan dari sini

kembali menulis untuk hati

Aku bela-belain tidur siang telat (see how lazy and spoiled I am] untuk nonton E-lifestyle karena siang itu tema yang dibahas adalah blogging. Aku sih, sebagai blogger yang baru banget lahir, mengharapkan mereka bisa kasih tips dan trik bagaimana mempercantik dan memanage blog supaya banyak dikunjungi dan dibaca orang.
Ow.. ow.. tapi yang ada malah membahas apa sih blog itu, manfaatnya bla bla bla. Dan itu seperti nonton rerun E-lifestyle beberapa bulan lalu karena ,entah ini déjà vu atau bukan, aku pernah nonton episode tentang blogger yang juga membahas hal yang sama.

Tee hee..

Well, at least I was recalling something, right
And I got the fact that, kebanyakan blogger yang blognya banyak dikunjungi sudah memulai kegiatan bloggingnya sejak beberapa tahun lalu dan mereka mengupdate blognya secara rutin.

Mereka juga menitikberatkan daya tarik blog pada isi, bukan dekorasi. Walau memang pemanis itu juga perlu.
Dan aku pikir, iya sih, semanis-manisnya pemanis, nggak ada guna kalau postingannya kosong, ya kan?

Dan isi yang bagus bisa jadi akibat dari rutinitas blogging selama bertahun-tahun itu, seperti latihan . seperti ada kenaikan tingkat kemampuan untuk tiap postingan baru. Seperti ada yang berbeda dan lebih baik saat membuka jurnal-jurnal aku tahun demi tahun.

Dan soal profit atau uang tambahan yang didapat dari blogging, mereka bilang sih itu jadi bonus karena kita udah ngeblog dengan baik.

Yang ini mengingatkan aku sama tujuan aku nulis.

Apa yang sebenarnya aku kejar, apa yang sebenarnya aku cari dari torehan demi torehan kata-kata yang menumpuk di jurnal.jurnal dan buku-buku kumpulan cerita yang aku tulis sendiri.

Is it all about money?

Atau ini kembali tentang sebuah kepuasan hati. Merefleksikan kembali perasaan dan kejadian sehari-hari dalam tulisan saat aku kelu buat bicara sama orang lain.
Ini tentang.. luapan perasaan, tentang ide, tentang informasi, tentang pengingat.. tentang media untuk menyalurkan rasa depresi dan imajinasi yang menggila.

Ini tentang membuat hati merasa lebih baik.

Tentang merasa nyaman dan puas pada diri kita sendiri, terutama saat mencapai kata tamat, end, selesai, fin atau apapun sebutannya pada akhir cerita, fiksi-fiksi yang kita buat sendiri.

Masalah dibaca orang lain atau tidak, disukai orang lain atau tidak, dimuat dalam majalah atau dibukukan, kembali lagi itu hanya bonus. Reward atau keberuntungan kecil yang Tuhan beri agar kita semakin nyaman menulis.


chilly afternoon,
phe

Kamis, 07 Januari 2010

january


selamat datang Januari

bulan dimana banyak orang menempatkan sejuta ekspektasi didalamnya

bulan penuh mimpi

bulan penuh melankoli

bulan dimana tiap tangis meluruh bersama hujan yang menderas
menggemuruh di atas kanopi



mostly rainy January afternoons

my mood my life


What is your mood? Interesting books, good movies, lovely music and other readings. I feel like lost in the depth of the stories, felt like I was there, watching and going through all the characters' experiences. Oh, plus good foods and journal-writing time.

Where did you grow up? I grew up in Cirebon, Indonesia from the day I was born. I sometimes hate this small hot-weather town which has crappy beaches. But I know that wanted or not, I am attached with this town.

What was your dream last night? I hardly remembered what I dreamt last night. That was totally blurry. But I memorized something foggy about failure and lonesomeness. Euw.

What is your favorite store? Second handed books and magazines store, I've spent hours upon hours there and hardly noticed. And if I lucky enough, I will get very good books in low cost.

What is your hobby? Umm, lemme think.. I am reding in mostly my spare time and that is one of my most favorite time in life. But I love to cut some interesting articles and pictures from some old magazines and newspapers and arrange them into my own booklet.

What is your fear? Doing things I am not comfortable with. Abandoned by my loved ones.

What is on your wish list? A writing job, although my edu-background doesn't really fit with that. Macbook to write down my stories. Ow yeah just call me technologically retarded! Lots and lots books of fairytales in my private library which I wishfully own someday. And a leather-bound journal.

Your friends? Books and journals mostly. And all my girls who are very supportive to me.

Where do you want to be in six years? Living at my own home with my hubbie and my baby, in a cluster home perhaps, because I am not really into apartment.and hopefully that will be in other place but this small-hotty town. I wish for something colder and greener place.

Your life? Is quiet poor. I am jobless with thousands wishes. I have to get through a continual-6-months therapy for my lungs infection. But I have a great supportive parents, they seem so understand with millions of failures which frequently happened in my life for these recent months. I try to keep writing and trying though. Being in deep failures felt so suck but my life is still long way to go.

the questions were taken from clara's blog