Rabu, 02 November 2011

dear Adam

Adam

" Feeling loved is very important, but loving, my precious girl, that's the necessity." -Rebecca Buchwald, Adam.

So, in the middle of my lazy day off, yang biasanya orang lain pakai buat jalan-jalan atau pergi dengan pacar atau sahabat, i use my day off buat nonton beberapa dvd yang sempat dibeli 3 hari lalu. Most of them are in romance-drama genre. One of them is Adam.

Film ini dirilis tahun 2009. Dan memenangkan sundance film festival sebagai best picture drama.

Wow, dua tahun yang lalu. Vero, where have you been? :)

So, film ini mengisahkan Adam Raki (Hugh Dancy) seorang pengidap syndrom Asperger, baru ditinggalkan sang Ayah untuk selamanya saat ia dipecat dari kantornya dan terancam harus melepas apartemen yang sudah dia tinggali lama dengan sang Ayah karena dia nggak mampu membayar sewa tanpa pekerjaan. Sebagai individu dengan 'kelainan', Adam nggak bisa dekat dengan banyak orang. Salah satu sosok penting dalam hidupnya adalah Harlan, yang juga sahabat sang almarhum ayah. Sampai suatu hari, ia bertemu dengan tetangga barunya, Beth Buchwald. Seorang guru TK yang juga penulis buku cerita anak. Relationship mereka yang pada awalnya cuma tetangga gedung biasa berkembang jadi sesuatu yang intim. Walau hubungan itu nggak berjalan dengan smooth karena pada awalnya Beth juga merasa aneh dengan perilaku Adam yang nggak wajar, sering nggak fokus dengan lawan bicara, membicarakan sesuatu dengan intense, terutama hal-hal yang ia suka dengan excitement yang, menurut Beth,
sepertinya agak berlebihan. Sampai suatu hari Adam ngasih tahu kalau dia sebenarnya pengidap Asperger syndrom.

I found this movie very sensitive yet charming. Dan emosional banget. Bayangin aja, kamu nggak bisa dengan mudah mengungkapkan apa yang kamu rasa sebenarnya. Atau kadang kamu nggak bisa mereka interpretasi orang sama kejujuran yang kamu katakan. Karena kadang mereka menangkapnya sebagai maksud yang bertolak belakang.

Dan, walaupun pada akhirnya Adam dan Beth nggak bisa bareng lagi karena banyak hal yang nggak sejalan, tapi mereka berdua --akibat pembelajaran yang mereka berdua bareng-bareng, akhirnya mampu meraih pencapaian hidup yang nggak terduga.

Its bittersweet ending was almost made me cry.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar