Bagian pertama
Di balik konter marbel berpelitur
Ia menggaruk tumitnya yang memerah
Di atas tulang kering
Berdiri begitu lama di atas
Mendengarkan ocehan lalu lalang
Stella McCartney atau Kate Spade
Anna Sui atau Carolina Herrera
Sementara sesekali figur bersetelan
Mengganggunya dengan pertanyaan
Abu-abu atau hitam?
Ia menikmati hidup
Sebenarnya
Rutinitas
Seni
Memoles diri
Namun ia ingin cinta
Ia butuh cinta
Ia tahu Keats
Namun ia tak peduli siapa
Ia hanya mengerti
Bahwa cinta adalah Tuhan
Dan pelukan adalah iman
Bahwa ketidakjujuran hati adalah dosa
Lalu ia hanya ingin itu
Bahagia seutuhnya
Lalu pertemuan itu
Pemuda Laundromart-kah
Jawabnya?
Bagian kedua
Sepasang sarung tangan hitam
Terjual di suatu pagi
Bahwa ia menemukannya di muka apartemen
Saat senja
Berselipkan potongan kertas mahal
Bertanda tangan
Mungkin misteri
Mungkin bukan
Figur itu terlihat dewasa
Mungkinkah ia
Mungkinkah berada?
Karena ia yakin Armani itu sungguhan
Dan mantel itu asli Burberry
Dan
ia tahu Keats
namun ia tak peduli siapa
ia hanya mengerti
bahwa cinta adalah Tuhan
dan pelukan adalah iman
bahwa ketidakjujuran hati adalah dosa
lalu ia hanya ingin itu
bahagia seutuhnya
jadi saat figur itu mengisi harinya
menghujaninya dengan Chanel dan Prada
membuatnya tertawa
sementara pemuda Laundromart asyik berkelana
di sisi lain benua
mungkinkah bahagia
mungkinkah cinta?
Bagian ketiga
Dan
Ia tahu Keats
Namun ia tak peduli siapa
Ia hanya mengerti
Bahwa cinta adalah Tuhan
Dan pelukan adalah iman
Bahwa ketidakjujuran hati adalah dosa
Lalu ia hanya ingin itu
Bahagia seutuhnya
Karena bahagia adalah kebutuhan
Dan
Setelah rentetan malam penuh pertanyaan
Sejuta mungkin
Sejuta rekaan alasan
Sejuta analisa
Salahkah bila ia ingin bahagia dengan utuh
Menengadah untuk kepastian hati?
Hingga tangis itu akhirnya menjadi jawaban
Kibaran mantel Armani dari sebuah figur
Yang membalikkan tubuhnya
Berkata tidak
Ia tersakiti
Ia menjauh
Membangun inci demi inci lagi
Kehidupannya
Karena bahagia adalah kebutuhan
Lalu sosok itu kembali
Pemuda Laundromart yang kini lebih bersahaja
Memberinya tawa
Memberinya senyum
Menawarkan kehangatan
Perlindungan
Kepastian hati
Pada dunianya yang baru
Untuk pemuda Laundromart
Yang kini tampil lebih bersahaja
Yang meneteskan tiap peluh untuk
Sebuah kata pantas baginya
Yang membuat ia merasa signifikan
Punya peran
Yang memberi dia
Hampir segalanya
Pada tiap ukiran senyum
Ia akan memberi kasih dengan porsi yang
Sama besar
Karena cinta adalah Tuhan
Dan pelukan adalah iman
Lalu ia hanya ingin itu
Bahagia
Seutuhnya.
*terinspirasi oleh Shopgirl, karakter Maribelle Buttersfield
Dan salah satu puisi Keats.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar