Tampilkan postingan dengan label shopgirl. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label shopgirl. Tampilkan semua postingan

Rabu, 14 April 2010

UNTUK SENYUM MARIBELLE


Bagian pertama

Di balik konter marbel berpelitur

Ia menggaruk tumitnya yang memerah

Di atas tulang kering

 

Berdiri begitu lama di atas Oxford shoes

Mendengarkan ocehan lalu lalang

Stella McCartney atau Kate Spade

Anna Sui atau Carolina Herrera

Sementara sesekali figur bersetelan

Mengganggunya dengan pertanyaan

Abu-abu atau hitam?

 

Ia menikmati hidup

Sebenarnya

Rutinitas

Seni

Memoles diri

 

Namun ia ingin cinta

Ia butuh cinta

 

Ia tahu Keats

Namun ia tak peduli siapa

Ia hanya mengerti

Bahwa cinta adalah Tuhan

Dan pelukan adalah iman

Bahwa ketidakjujuran hati adalah dosa

Lalu ia hanya ingin itu

Bahagia seutuhnya

 

Lalu pertemuan itu

Pemuda Laundromart-kah

Jawabnya?

 

 

Bagian kedua

Sepasang sarung tangan hitam

Terjual di suatu pagi

Bahwa ia menemukannya di muka apartemen

Saat senja

Berselipkan potongan kertas mahal

Bertanda tangan

 

Mungkin misteri

Mungkin bukan

 

Figur itu terlihat dewasa

Mungkinkah ia

Mungkinkah berada?

Karena ia yakin Armani itu sungguhan

Dan mantel itu asli Burberry

 

Dan

ia tahu Keats

namun ia tak peduli siapa

ia hanya mengerti

bahwa cinta adalah Tuhan

dan pelukan adalah iman

bahwa ketidakjujuran hati adalah dosa

lalu ia hanya ingin itu

bahagia seutuhnya

 

jadi saat figur itu mengisi harinya

menghujaninya dengan Chanel dan Prada

membuatnya tertawa

sementara pemuda Laundromart asyik berkelana

di sisi lain benua

 

mungkinkah bahagia

mungkinkah cinta?

 

Bagian ketiga

Dan

Ia tahu Keats

Namun ia tak peduli siapa

Ia hanya mengerti

Bahwa cinta adalah Tuhan

Dan pelukan adalah iman

Bahwa ketidakjujuran hati adalah dosa

Lalu ia hanya ingin itu

Bahagia seutuhnya

 

Karena bahagia adalah kebutuhan

 

Dan

Setelah rentetan malam penuh pertanyaan

Sejuta mungkin

Sejuta rekaan alasan

Sejuta analisa

 

Salahkah bila ia ingin bahagia dengan utuh

Menengadah untuk kepastian hati?

 

Hingga tangis itu akhirnya menjadi jawaban

Kibaran mantel Armani dari sebuah figur

Yang membalikkan tubuhnya

Berkata tidak

 

Ia tersakiti

Ia menjauh

Membangun inci demi inci lagi

Kehidupannya

 

Karena bahagia adalah kebutuhan

 

Lalu sosok itu kembali

Pemuda Laundromart yang kini lebih bersahaja

Memberinya tawa

Memberinya senyum

Menawarkan kehangatan

Perlindungan

Kepastian hati

Pada dunianya yang baru

 

Untuk pemuda Laundromart

Yang kini tampil lebih bersahaja

Yang meneteskan tiap peluh untuk

Sebuah kata pantas baginya

Yang membuat ia merasa signifikan

Punya peran

Yang memberi dia

Hampir segalanya

 

Pada tiap ukiran senyum

Ia akan memberi kasih dengan porsi yang

Sama besar

 

Karena cinta adalah Tuhan

Dan pelukan adalah iman

Lalu ia hanya ingin itu

Bahagia

Seutuhnya.

 

 

*terinspirasi oleh Shopgirl, karakter Maribelle Buttersfield

Dan salah satu puisi Keats.

Rabu, 03 Februari 2010

- [Movie Corners] mencari komitmen untuk sebuah kepastian hati

Judul : Shopgirl
Pemain : Steve Martin, Claire Danes, Jason Schwartzman
Genre : Romance/Drama



Cerita dalam film ini diangkat berdasarkan sebuah novella yang ditulis sendiri oleh produser dan aktor dalam film ini, Steve Martin. Bercerita tentang Maribelle, seorang pegawai di sebuah store ternama di Amrik, Saks Fifth avenue, pada departemen penjualan aksesoris sarung tangan. Selain pegawai toko, Maribelle adalah seniman. Dia hidup sendiri di sebuah apartemen sederhana dengan kucing peliharaannya. Perjalanan hidupnya mempertemukannya dengan dua pria, Jeremy dan Roy Porter. Disini Maribelle harus memilih, Jeremy yang urakan, seniman nggak jelas yang bekerja di percetakan namun menjanjikannya komitmen utuh atas cintanya. Atau seorang pengusaha mapan yang berusia jauh di atasnya, Roy Porter, yang menghadiahinya segalanya kecuali sebuah kepastian hati?
You find it a bit boring, right?
Hoho, for me, it’s not at all.
Buat aku film ini sangat ekspresif sehingga emosi dari tiap laku, raut dan suasana tuh gampang sekali tercerna. Not that easy actually. It felt like, aku merasa Maribelle adalah representasi dari kebanyakan wanita di muka bumi. Wanita yang berkutat dengan hal yang rata-rata, averafe living, average salary, average food; yang ingin memperjuangkan sesuatu, cinta, kasih sayang, sebuah komitmen hanya untuknya. Yang menjadikannya bermakna, signifikan dan luar biasa. Walau dengan keterbatasan yang ada. Aku bahkan hampir nangis saat nonton film ini. Aku merasa aku mirip Maribelle yang bingung apa itu cinta, apa itu hidup, apa itu bahagia.
Dan satu lagi, Maribelle adalah seorang observer, yang aku harap, diriku juga begitu –observer, yang mencoba mendapatkan semua jawaban lewat tiap tatapan, tiap peristiwa.
Tapi aku belum mampu seperti Maribelle, mampu mendobrak tembok kenyamanan. Terjun dalam hal yang benar-benar aku suka. Dan akhirnya mendapatkan kebahagiaan hakiki lewat itu.
I’m trying, dear maribelle. Please note that. lol.

Here is the trailer of the movie.

Hope you guys –whoever read this crap, love it!
Let’s roll!!