Minggu, 04 April 2010

persegi kelabu - sangtuari - atau tempat sembunyi


Ayah membuatnya jadi sebuah gudang khusus di atas atap untuk benda-benda lama yang masih memiliki kemungkinan untuk dipakai lagi. Dan sepetak ruang lapang terbuka didekatnya biasa digunakan sebagai tempat menjemur baju dan semacamnya. Tapi aku kadang menggunakannya untuk tempat menyendiri. Bersembunyi.





Cahaya alami yang menemani di atap loteng ini. Walau ada lampu tergantung, ia memilih mati


Buku-buku tua peninggalan zaman SD. Dan sisa-sisa buku bergambar Peter Pan dan Cinderella yang tersusun lapuk dan terhias debu. Sebuah pengingat akan masa kecil yang begitu putih. Aku heran mengapa warnanya sekarang mengelabu?



Red Plastic Knight yang merasa kesepian kala kubawa ke atas atap sebagai penjaga ruang rahasia. Ia menginginkan pendamping. Tanpa izin adik terkecil, aku ambil Pavlov kuning dan Toyota plastik kuning dan sesosok ninja biru yang bahkan enggan untuk berdiri. Ksatria Merah itu berbisik, “Terima kasih, teman-teman yang menarik.”



Coba menjelajahi ruang kelabu yang relief lantainya anonim. Aku menggunakan satu-satunya sandal kotor dan tak layak, juga kebesaran. Ruang ini memang gudang. Segala yang didalamnya enggan terpakai lagi. Tapi aku memaksa. Dan sandal hitam kebesaran itu akhirnya menyerah. Oh, solnya hampir terburai. Enggan dipijaki kaki buruk tak terurus.




Kupu-kupu biru mencuri kalung leher sang sapi. Mengepak angkuh mencari teritori baru. Hei ruang persegi kelabu, kau kedatangan tamu.




Tarik garis lurus, mulai berkontemplasi. Memilah tiap memori. Ini ruang yang tepat untuk membuka lebar-lebar topeng yang biasa dikenakan. Aura kelabunya menggerakkan itu.




Bahkan deretan hanger tua ini punya cerita. Tentang helai-helai kain yang baru dan usang yang bersaing untuk memuaskan lekuk tubuh. Mencoba menutupi dengan nyaman. Biasanya si baru itu angkuh. Tapi ia masih memiliki sedikit memori, tak seperti si usang yang selalu terkenang.




Namun yang utama. Persegi kelabu telah memberiku, ini. Inspirasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar