Belakangan,langit senja kerap menyambut saya dengan warna itu. Menampilkan kemuraman yang sama yang seolah menaungi saya 2 hari terakhir ini..
Fluktuasi mood.. yang berubah dalam hitungan detik. Yang hanya mampu terobati saat saya berjingkrak pelan sambil meneriakkan bait Tip of Iceberg.. mengikuti beat yang dibuat pahlawan saya yang baru : Adam Young. (ex pegawai Coca cola warehouse dari Owatonna yang sekarang berkesempatan menjelajah samudera sambil memperdengarkan nada dan melodi yang menemaninya di kala insomnia)
kembali pada senja..
Biru membayang dalam gumpalan keabuan yang terkadang menyala terang saat percikan listrik berbeda kutub berbenturan di angkasa.
Sampai.. Saya setengah mengerti kenapa di dunia ini terdapat profesi penjelajah petir, orang-orang jenius yang sedikit nggak waras yang kerjaannya nguber-uber kilat..
Trust me, yesterday's lightnings were awesome..
Seperti ranting bercabang bercahaya yang Tuhan jatuhkan dari langit, menghias gumpalan awan pekat dengan nuansa emas yang hampir membutakan..
Mahasuci Allah, Mahabesar Ia..
Dan senja yang biru keabuan itu tiba-tiba mengingatkan saya tentang kekurangoptimisan dalam hari-hari perjalanan hidup saya belakangan.
Terkadang saya sibuk menoleh ke seluruh penjuru, mencari bentuk terbaik dari hidup yang ingin saya jalani.
Tanpa peduli bahwa ada syukur yang harus dipanjatkan atas rezeki lain yang jadi tak kasat mata.
Maafkan saya Tuhan, ingatkan saya terus jika saya mulai ragu dan salah melangkah.
Dulu,saya pernah mengalami senja yang vanilla.. yang bersinar terang dan menentramkan hati. Menggambarkan optimisme yang membentang.. menawarkan euforia hidup yang bisa saya kecap dengan manis.
Tapi cahaya vanilla itu seolah meredup hari demi hari, meninggalkan guratan biru samar keabuan dan ancaman akan kegelapan.
Jauh dalam hati, saya tidak ingin itu terjadi. Bahwa saya akan terus terpuruk memandang senja yang kelam.
Saya ingin warna yang menentramkan hati itu kembali.
Dalam doa, senyum dan sebuah usaha..
Hari ini saya melihat seberkas rona merah jambu menggaris di batas cakrawala. Samar. Hampir tertutupi gumpalan abu-abu yang muram.
Saya harap itu pertanda, akan awal munculnya warna-warna baru yang akan datang perlahan menghiasi langit senja yang saya cintai.
Memulasnya hingga ia kembali vanilla..
dan bercahaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar