salah seorang penulis Amerika Serikat (maaf,saya lupa namanya) bilang bahwa menulis tak ubahnya sebuah proses membangun tembok bata.
Keseluruhan cerita dibangun lewat fragmen-fragmen yang membentuk detail. Seperti seorang tukang menyusun bata demi bata.
Cerita pun dilengkapi, direkatkan oleh koherensi waktu, plot dan karakter. Seperti tiap bata yang terhubung kuat satu sama lain, disatukan oleh semen.
Saya jadi terpikir tentang tulisan saya sendiri...
Sudahkah masing-masing fragmennya dielaborasi dalam detail yang cantik?
Sudahkah ia memiliki koherensi waktu, plot dan karakter sebagai semen yang kuat?
Jujur, saya ragu..
Oleh sebab itu, saya butuh pembaca..
Saya butuh kalian..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar