Sabtu, 27 Maret 2010

yang terpinggirkan

Aku sibuk meratapi kegagalan yang sepertinya nyaman bersandar di bahuku. Menyedot sisa-sisa endorphin hingga aku kosong dan mati rasa tanpa euphoria.

Aku sibuk menyalahkan waktu dan masa lalu. Menyalahkan keadaan yang membawaku ke titik ini.

Aku sibuk membenamkan diriku pada ruang gelap hidupku, menekan perasaan dan memberikan depresi sebuah ruang luas untuk membiakkan diri.

Aku sibuk mempertanyakan takdir. Betapa hidup ini penuh ketidak adilan, mereka tertawa dan aku terisak disini. apa yang Tuhan berikan tentang kebahagiaan.

Tiap kaca dan Kristal bening terasa manis jika dilempar dan dibenamkan dalam lunaknya kulit. Membiarkan darah dan rasa sakit merembes sepertinya satu kompensasi yang wajar. Rasa sakit adalah euphoria yang baru.

Hingga aku lupa sesuatu yang terpinggirkan.
Paru-paruku kini bersih dari cairan.




Itu syukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar