Senin, 18 Januari 2010

fanfiksi

Aku benci sekali fanfiksi. Dulu.
Aku dulu menganggap bahwa fanfiksi adalah sebuah bentuk plagiasi yang kelewatan. Dengan merubah karakter, plot, setting dan lebih parah lagi inti cerita.

Aku benci saat beberapa fanfiksi Harry Potter mengisahkan Ron meninggal, atau beberapa Laskar Dumbledore terkena kutukan imperius dan bergabung dengan pelahap maut, atau Harry, alih-alih dengan Ginny, malah bersanding dengan Luna Lovegood. Seperti ada yang tidak pantas dengan menceritakan kembali sebuah kisah dengan mengotak-atik apa yang sudah lekat dikenal.

Mungkin karena aku ‘gila’ sekali tentang Harry Potter saat itu, hingga menolak apa yang ditawarkan pembaca yang punya imajinasi ‘liar’ yang meracik sendiri akhir Harry Potter sebelum Rowling.

Dan konyol rasanya menyadari bahwa sekarang kebanyakan bacaan yang aku lahap di waktu-waktu luang masa-masa jobless aku adalah fanfiksi. Fanfiksi-fanfiksi tentang Twilight lebih tepatnya.

Entah apa penyebab pastinya. Yang pasti adalah awalnya aku ‘lapar’ sekali ingin mengetahui apa yang terjadi dengan karakter-karakter Twilight, terutama Jacob dan Renesmee, pasca Breaking Dawn. Aku googling mengenai Stephenie Meyer, berharap mendapat bocoran tentang kisah lanjutan ini, namun tak mendapat hasil. Bahkan Midnight Sun-nya sendiri harus tertunda di tengah jalan karena ia ‘kehilangan’ mood untuk nulis gara-gara karya mentahnya ini sudah beredar di dunia maya tanpa seizinnya.

Luckily, browsingan aku mampir pada sebuah kisah tentang Jacob dan Renesmee di sebuah situs fanfiction.net. aku tahu itu cuma fanfiksi, dan sebatas rekaan pembaca. Judulnya Hands of Me, ditulis oleh seorang penulis muda asal Georgia yang bernama pena IndependenceIndividuality. Dan, voila, aku sangat menikmati sekali ceritanya. Dengan Renesmee sebagai Point of View, cerita yang disuguhkan cukup detail dan mengalir. Tanpa disadari aku mengikuti cerita itu bab demi bab hingga sekarang menginjak bab 82. fyi, aku memulai membaca pada bab 27.

Kurang puas hanya membaca satu fanfiksi, aku coba membaca fanfiksi-fanfiksi lain tentang Jacob-Nessie, tentang Edward-Bella, dan pasangan-pasangan lainnya dalam Twilight. Dan hasilnya, hmm, sepertinya aku malah jadi gandrung cerita fanfiksi daripada saga Twilight yang asli.
Iya, karena dalam fanfiksi, kita bisa menemukan sosok Jacob yang sangat penyayang (berbeda ketika di New Moon atau Eclipse saat ia jadi ancaman nyata bagi Edward untuk mendapatkan hati Bella dengan utuh), Edward yang lebih nakal atau sisi lain dari seorang Rosalie. Bahkan ada penulis fanfiksi yang menceritakan kisah James dengan Bella, saking dia suka banget ama badboy dan menganggap James adalah figur yang pas.

Mungkin, aku berasumsi sendiri bahwa mungkin aku memang nggak begitu’jatuh hati’ pada Twilight. Mengingat sosok Bella yang begitu beruntung bisa disayangi begitu banyak orang, bahkan mendapatkan cinta dari dua figur sempurna! Dan karakter Edward yang sangat-sangat nggak manusiawi. Lepas dari dia memang bukan manusia, aku membayangkan seorang cowok yang begitu sabar, penyayang, super duper tampan dan punya kekuatan super itu imajinatif sekali ya. Dan ternyata fanfiksi bisa cukup memuaskan aku dengan menyuguhkan sosok lain dari seorang Edward Cullen. Edward yang nakal, suka mbolos, jadi Mafiosi, cuek banget sama Bella, bad boy banget lah, atau bahkan jadi seorang professor sastra ex junkie yang jatuh cinta sama mahasiswanya sendiri. Their Edwards just seemed more.. human. Lol.

Fanfiction.net benar-benar mengakomodir imajinasi liar pembaca untuk menghadirkan sosok dan cerita sesuai bayangan mereka. Dan hasil tulisan mereka nggak jelek-jelek banget kok, bagus malah. Beberapa bahkan bisa dikatakan amazing. Mencermati tiap detail, melakukan proofreading di tiap postingan, mengatur plot dengan seksama, memoles latar belakang tiap angle cerita. Seperti penulis pro. Setidaknya penulis fanfiksi yang pro.

So, finally, aku sampai pada kesimpulan bahwa nggak semua fanfiksi itu ‘dosa’. Dan sah-sah saja untuk menikmati. That’s what words are for, rite? Lol.

Fanfiksi seperti dunia, imajinasi, di dalam fiksi itu sendiri. Dimana kita bisa memainkan tiap karakter, mereka-reka tiap peristiwa yang tak tercakup dalam cerita yang sebenarnya. Dengan bahasa kita sendiri, imajinasi kita sendiri.
Worth to try to read ‘em.
So, have a look to this!!!

Late breezy cloudy afternoon,
Phe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar