Jumat, 09 Juli 2010

dawai pagi

fajar baru sejenak menghilang

memberi kesempatan pada gradasi emas

yang hendak nampak

di sisi siluet pagi yang ajaib

..

matanya tersaput kabut
bening

namun berair
dan sayu

bagai sebuah kehidupan terpuruk disana
meluncur turun
hingga tersuruk
di atas tanah

menelungkup keperihan
dengan jemari yang tertekuk memohon pegangan

..

jangan tertipu

dia masih tegak berdiri

di atas tanah
menatap siluet pagi

dengan ketegaran yang tersisa

2 komentar:

  1. nice poem! wish i could make one, but it seems like i dont have any literature line in my blood.. :)

    dont forget to join books-of-dela giveaway! we have seven free books!!!

    BalasHapus
  2. thanks so much mbak!!!
    surely you have that line in your blood..
    you and words are awesome partner, i can see that at your blog...

    free books!! heaven!

    wish that i could be the one who catch one of those. amen.

    BalasHapus