Aku sampaikan padamu lewat layar, lewat tombol-tombol bisu
Sejuta permintaan maaf dan selamat tinggal
Perpisahan begitu iminen hingga aku tak mampu lagi meraba celah untuk kita terajut kembali.
Tapi aku hanya mendengar hening, yang mengayun maju mundur, keras walau tak tersapu angin.
Bahwa rasa bencimu telah begitu pekat hingga beberapa kata seolah tabu.
Ada kekosongan yang amat mengerak. Di sini. Di tempat kau sempat bersemayam. Area itu sulit untuk cantik lagi. Untuk terisi lagi dengan rasa baru.
Walau memang ada satu terapi spesifik yang mampu memulihkan itu : maafmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar