I thought it might not gonna happen soon, me travelling again to Yogyakarta. But, it happened actually.
Jadilah, akhir April, dengan modal seadanya, saya meluncur ke Jogja.
To be honest, there’s something familiar about Jogjakarta in my eyes. Which i always wonder what it is. The heat? Becak-becak? Aroma kultur keraton yang kuat? Atau aura lain tentang kota ini yang sukses membuat saya kerap rindu untuk kembali.
Pada trip ‘maksa’ kali ini, saya diajak Sita mengunjungi pantai Indrayanti. Salah satu sisi cantik dari beberapa lainnya di garis pantai Gunung Kidul.
Tepus, Wonosari. |
I knew about these beaches from the last pages of Tasaro GK’s novel : Galaksi Kinanthi. Yang salah satu latar tempatnya memang di daerah Gunung Kidul. Sejak baca novel itu, ingin rasanya menelusuri garis pantai Gunung Kidul : Baron, Kukup, Sundhak, Wedhi Ombo, Drini dll.
One step at a time, Ve.
We reached Indrayanti after 3 hours of motorbike ride.
Kelelahan yang langsung terbayar aroma matahari bertemu dengan lembut pasir pantai warna khaki. Mereka diterjang ombak nakal laut selatan yang galak dan nggak bisa diajak bercanda. Tapi ombak itu.. andai saya surfer pasti jejingkrakan lihat ombak besar bergulung-gulung cantik seperti itu.
si karang lintah telungkup |
maksud hati capturing ombak tapi apa daya amateur view ini yang tercapture, but, isn't it pretty? :) |
Indrayanti, dari atas karang lintah telungkup |
indrayanti, suatu hari.. |
Terima kasih, Sita, for this rare chance. And can’t wait for another unexpected trip or the opportunity to finally comeback here, someday. And explore other beauties from the Southern part of Mighty Yogyakarta.
A city that never fails to surprise me.