Well, this is the town i used to hate a lot. With its heat,
humid weather, and all that sun rays to be blamed for my dark skin, and all
that chickening out so my love life was as flat as the surf board.
Tapi ini kota kecil panas dan sumpek yang sekarang justru
saya kangeni habis-habisan. For its heat and humid weather, for being-at-home
feeling, untuk tiap memori yang membawa saya pada sebuah nostalgia.
Ini kota yang membuat saya bercerita.
Oh, iya..
So long Ramadan kareem.
Taqabalallahu minna wa minkum. Eid Mubarak dear readers,
whoever you are.
Semoga hidayah dan berkah ramadan mengiring di hari kita
selanjutnya dan tetap terjaga hingga Ramadan tahun depan. Semoga dipertemukan
lagi. Amin.
Luckily, tahun ini saya nggak begitu ngaret mudik. Saya bisa
pulang kampung 2 hari setelah lebaran. Though, unluckily, saya harus balik lagi
ke bandung 2 hari kemudian. Poor me, YES!
Jadi saya berikrar untuk benar-benar mengoptimalkan
kepulangan saya ini. Ketemu teman-teman dan silaturahmi dengan keluarga besar.
Plan awalnya adalah menyediakan hari pertama untuk keluarga,
dan esoknya saya mau main sama teman lama sepuasnya.
Plan changed. Bocah-bocah itu mendadak kumpul pada hari
pertama kepulangan saya. Terpaksa saya-lah yang harus mengubah rencana. Half day
for my family, and the other half of my first day was for bestfriends
rendezvous.
I didn’t regret it, though.
I just met 5 persons. 5 persons that make my life matters
and hugely meaningful.
5 persons who have changed me and helped me shaping myself.
In random order..
Lizzie a.k.a Liza Zahrotussobah
Tiga tahun sekelas, dan akhirnya sebangku bareng pas kelas
tiga. Paling bete kalau sudah diledek saat dia ketawa dibilang matanya ngilang,
saking menyipitnya. She’s such a smart, half-ignorant yet friendly person. Buktinya
saya tahan sebangku Liza selama setahun. Eh, lebih ke si Liza yang terpaksa
tahan sebangku gue yah, :)
Dan justru karena tahun terakhir itu yang sangat sangat
berarti. Karena lepas dari SMA justru kami berdua makin erat. She’s one of
those most supportive people who played important role of my effort to rise
during and after that specific therapy. Gomawo.
Lintz a.k.a Lintang Meidita Pribadi
Partner-in-crime selama di Bandung!! Haha, aku kangen kamuu
lintang, cepat kembali ke kota kembang yah yah *rayu*. Salah satu dari laskar
kurcaci pasus smansa. Tempat saya ngabur kalau lagi suntuk di kosan dan nyari
tempat buat diberantakin. Eh padahal kamar dia juga udah berantakan yah. Peace,
lintz.
“tempat sampah” yang dengerin keluh kesah saya yang kadang
capek sama kerjaan, kadang juga kehidupan percintaan yang datar. The one that i
shared all wishes to study abroad and exploring places overseas. We should
chase those dreams, ya, lints.
Dewee a.k.a Dewi Sri Hartanti
Si emak gempal satu ini, beneran berjiwa (dan berwajah) emak-emak.
Peace, Dew!! Beliau ini pemimpin laskar kurcaci smansa. ‘atasan’ saya waktu di
Pasus dulu. Buat saya pribadi Dewe itu, selain jadi tempat contekan matematik
dan fisika paling oke ya—juga jadi one of my most trusted advisors.
Dari kepalanya bisa nongol ide-ide gila namun kreatif, dan
sejuta impian yang mungkin ngga terbayang di benak orang-orang kebanyakan. Sekarang
sih katanya beliau sedang mengejar si passion jadilah kami anak-anaknya agak
dicuekin begitu, hehe.. kadang bijak, kadang gila, kadang ngasal, kadang orang
satu ini musti dikejar-kejar gara-gara latah keceplosan nyebut-nyebut perasaan
kita di depan cowok kecengan tanpa tahu malu. Tapi tetep deh, kalau mau minta
nasehat, tentang apapun, pasti larinya sama si emak yang satu ini.
nny a.k.a Fanny Judistya Perdani
my soul sister. Nggak cukup dengan sekelas selama 2 tahun di
SMA, kami berdua sekelas juga selama hampir 3 tahun di bimbel Inggris. Kurang dekat
apa coba? Heu. Partner-in-crime saya juga. One of my most trusted advisors. Supel,
temen-temen fanny itu ada dimana-mana, because she is one of the most friendly
person on earth that i’ve ever known. *lebay, i know*
Saking ketergantungan curhat sama fanny, dia tahu belang dan
manisnya saya kayak gimana. And how imperfect us—as human could become..
momen-momen terburuk saya juga pernah fanny tahu. Termasuk saat saya dengan
malu-maluinnya jatuh dari angkot yang fully loaded. *tutupmukamalu*
Inggrisnya jago.. banget. Bahasa korea-nya juga,
sampai-sampai dia sempet dikirim ke Seoul untuk event budaya gitu, lah. Keren. Ngiri.
Pengen ketemu Siwon jugaa.. *nahlho*
Adit a.k.a Aditya Hariwibowo
Hmm.. He’s a.. umm..
Haha, he’s my almost lover, once (there, announce it
publicly). Yang paling akhir bertemu dibanding para wanita di atas. Di sekolah
kami nggak pernah sekelas. Kenal juga awalnya gara-gara dia harus transfer
kelas di bimbel Inggris. Dari situlah kami berdua mulai dekat. Sampai jadi
almost lover. Dan sampai sekarang.
Hampir semua sahabat saya perempuan. Lebih karena saya punya
masalah dengan kemampuan verbal saya terhadap lawan jenis. But, he’s one rare
exception. I tell him a lot. Hal yang awalnya saya pikir ngga pernah bisa saya
lakukan ke lawan jenis. Bercerita banyak. Gomawo, ya.
Si gendut ini lebih sobat sama si fanny sebenarnya. Mereka lebih
nyambung ngobrol dalam obrolan apapun. Dan karena rumah mereka berdua
sejurusan, kemana-mana mereka lebih sering barengan. Bahkan belakangan, dan
karena insiden kemarin, mereka berdua dikabarkan sedang dalam proses pedekate.
*suit-suit*
I really have no idea whether i should feel good or sad
about that. Hee..*nahlho* *berdoa dalam hati anak-anak itu ngga baca postingan
ini*
Haha.. you guys have made my life a lot like life itself..
:)
we meet when rain was nowhere in sight, and thirst for soothing warm was undeniable
we walk then run then fly then conquer the sky
we shine and spark as love’s ignited and hearts are embraced
we gather as the colors mingle and the memory tingles
we live peacefully in the life full of fake and chaos
we will stay strong
yes, we will..
vero sayang kaliaaannnn... *pelukkecup*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar