Rabu, 22 Agustus 2012

this cold nostalgia chills me to the bone



Well, this is the town i used to hate a lot. With its heat, humid weather, and all that sun rays to be blamed for my dark skin, and all that chickening out so my love life was as flat as the surf board.

Tapi ini kota kecil panas dan sumpek yang sekarang justru saya kangeni habis-habisan. For its heat and humid weather, for being-at-home feeling, untuk tiap memori yang membawa saya pada sebuah nostalgia.

Ini kota yang membuat saya bercerita.

Oh, iya..
So long Ramadan kareem.
Taqabalallahu minna wa minkum. Eid Mubarak dear readers, whoever you are.

Semoga hidayah dan berkah ramadan mengiring di hari kita selanjutnya dan tetap terjaga hingga Ramadan tahun depan. Semoga dipertemukan lagi. Amin.

Luckily, tahun ini saya nggak begitu ngaret mudik. Saya bisa pulang kampung 2 hari setelah lebaran. Though, unluckily, saya harus balik lagi ke bandung 2 hari kemudian. Poor me, YES!

Jadi saya berikrar untuk benar-benar mengoptimalkan kepulangan saya ini. Ketemu teman-teman dan silaturahmi dengan keluarga besar.

Plan awalnya adalah menyediakan hari pertama untuk keluarga, dan esoknya saya mau main sama teman lama sepuasnya.

Plan changed. Bocah-bocah itu mendadak kumpul pada hari pertama kepulangan saya. Terpaksa saya-lah yang harus mengubah rencana. Half day for my family, and the other half of my first day was for bestfriends rendezvous.

I didn’t regret it, though.
I just met 5 persons. 5 persons that make my life matters and hugely meaningful.
5 persons who have changed me and helped me shaping myself.

In random order..

Lizzie a.k.a Liza Zahrotussobah

Tiga tahun sekelas, dan akhirnya sebangku bareng pas kelas tiga. Paling bete kalau sudah diledek saat dia ketawa dibilang matanya ngilang, saking menyipitnya. She’s such a smart, half-ignorant yet friendly person. Buktinya saya tahan sebangku Liza selama setahun. Eh, lebih ke si Liza yang terpaksa tahan sebangku gue yah, :)
Dan justru karena tahun terakhir itu yang sangat sangat berarti. Karena lepas dari SMA justru kami berdua makin erat. She’s one of those most supportive people who played important role of my effort to rise during and after that specific therapy. Gomawo.

Lintz a.k.a Lintang Meidita Pribadi

Partner-in-crime selama di Bandung!! Haha, aku kangen kamuu lintang, cepat kembali ke kota kembang yah yah *rayu*. Salah satu dari laskar kurcaci pasus smansa. Tempat saya ngabur kalau lagi suntuk di kosan dan nyari tempat buat diberantakin. Eh padahal kamar dia juga udah berantakan yah. Peace, lintz.
“tempat sampah” yang dengerin keluh kesah saya yang kadang capek sama kerjaan, kadang juga kehidupan percintaan yang datar. The one that i shared all wishes to study abroad and exploring places overseas. We should chase those dreams, ya, lints.

Dewee a.k.a Dewi Sri Hartanti

Si emak gempal satu ini, beneran berjiwa (dan berwajah) emak-emak. Peace, Dew!! Beliau ini pemimpin laskar kurcaci smansa. ‘atasan’ saya waktu di Pasus dulu. Buat saya pribadi Dewe itu, selain jadi tempat contekan matematik dan fisika paling oke ya—juga jadi one of my most trusted advisors.
Dari kepalanya bisa nongol ide-ide gila namun kreatif, dan sejuta impian yang mungkin ngga terbayang di benak orang-orang kebanyakan. Sekarang sih katanya beliau sedang mengejar si passion jadilah kami anak-anaknya agak dicuekin begitu, hehe.. kadang bijak, kadang gila, kadang ngasal, kadang orang satu ini musti dikejar-kejar gara-gara latah keceplosan nyebut-nyebut perasaan kita di depan cowok kecengan tanpa tahu malu. Tapi tetep deh, kalau mau minta nasehat, tentang apapun, pasti larinya sama si emak yang satu ini.

nny a.k.a Fanny Judistya Perdani

my soul sister. Nggak cukup dengan sekelas selama 2 tahun di SMA, kami berdua sekelas juga selama hampir 3 tahun di bimbel Inggris. Kurang dekat apa coba? Heu. Partner-in-crime saya juga. One of my most trusted advisors. Supel, temen-temen fanny itu ada dimana-mana, because she is one of the most friendly person on earth that i’ve ever known. *lebay, i know*
Saking ketergantungan curhat sama fanny, dia tahu belang dan manisnya saya kayak gimana. And how imperfect us—as human could become.. momen-momen terburuk saya juga pernah fanny tahu. Termasuk saat saya dengan malu-maluinnya jatuh dari angkot yang fully loaded. *tutupmukamalu*
Inggrisnya jago.. banget. Bahasa korea-nya juga, sampai-sampai dia sempet dikirim ke Seoul untuk event budaya gitu, lah. Keren. Ngiri. Pengen ketemu Siwon jugaa.. *nahlho*

Adit a.k.a Aditya Hariwibowo

Hmm.. He’s a.. umm..
Haha, he’s my almost lover, once (there, announce it publicly). Yang paling akhir bertemu dibanding para wanita di atas. Di sekolah kami nggak pernah sekelas. Kenal juga awalnya gara-gara dia harus transfer kelas di bimbel Inggris. Dari situlah kami berdua mulai dekat. Sampai jadi almost lover. Dan sampai sekarang.
Hampir semua sahabat saya perempuan. Lebih karena saya punya masalah dengan kemampuan verbal saya terhadap lawan jenis. But, he’s one rare exception. I tell him a lot. Hal yang awalnya saya pikir ngga pernah bisa saya lakukan ke lawan jenis. Bercerita banyak. Gomawo, ya.
Si gendut ini lebih sobat sama si fanny sebenarnya. Mereka lebih nyambung ngobrol dalam obrolan apapun. Dan karena rumah mereka berdua sejurusan, kemana-mana mereka lebih sering barengan. Bahkan belakangan, dan karena insiden kemarin, mereka berdua dikabarkan sedang dalam proses pedekate. *suit-suit*

I really have no idea whether i should feel good or sad about that. Hee..*nahlho* *berdoa dalam hati anak-anak itu ngga baca postingan ini*

Haha.. you guys have made my life a lot like life itself.. :)

we meet  when rain was nowhere in sight, and thirst for soothing warm was undeniable
we walk then run then fly then conquer the sky
we shine and spark as love’s ignited and hearts are embraced
we gather as the colors mingle and the memory tingles
we live peacefully in the life full of fake and chaos
we will stay strong
yes, we will..

vero sayang kaliaaannnn... *pelukkecup*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar