malam menua dan gemerlap menyilaukan memenuhi jalanan
menggoda merayu membuai hati
memaksanya tersenyum
mereka bicara tentang kebahagiaan seolah-olahtahu apa yang dibutuhkan
apa yang kubutuhkan untuk sebuah tawa
tapi mereka hanya gemerlap artifisial yang bisa tiba-tiba padam bila tak cukup dialiri arus
mereka tak mampu hidup lama
mereka tak cukup tahu arti atau bagaimana menjadi bahagia
aku merindukan kerlap-kerlip kecil yang menyala bergantian
timbul tenggelam dalam lautan hitam angkasa di pekatnya malam
kerlap-kerlip menenangkan
terlihat jauh tak terjangkau namun dapat tiba-tiba meluncur turun ke sini
me-riakan mata
mendamaikan hati
aku ingin ia...
kamu-kah ia?
kamu-kah kerlap-kerlip itu?
kamu-kah bintangku?